Wahai Suami, jangan anggap sia-sia harta kau berikan pada istrimu dan anakmu

Kata nafkah berasal dari kata nafaqo kemudian berkembang menjadi anfaqo yinfiqu infaaq, sedang dari nafaqo menjadi nafaqotan. Yang satu sama lain satu makna pemberian. 

Alloh berfirman: "Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya." (QS. At-Tolaq [65]:7)

Memberi nafkah semakna dengan mengeluarkan infaq. Melihat ayat tersebut memberi nafkah kepada istri dan anak sesuai dengan kemampuannya, bukan menyesuaikan kebutuhan. Kalau menyesuaikan dengan kebutuhan, tentu hal ini akan menjadi besar pasak dati pada tiang. Antara penghasilan yang didapat menyesuaikan dengan kebutuhan, akan merusak makna infaq itu sendiri bahkan keharmonisan rumah tangga terganggu dan tujuan akhir berkeluarga jadi tidak sesuai dengan wahyu.

Ketika memahami makna infaq atau nafkah, hal ini akan ada amalan yang merusak nilai infaq atau nafkah itu sendiri. Lihat QS Al-Baqarah berikut:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُونَ مَآ أَنفَقُواْ مَنّٗا وَلَآ أَذٗى لَّهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Artinya:
Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

۞قَوۡلٞ مَّعۡرُوفٞ وَمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٞ مِّن صَدَقَةٖ يَتۡبَعُهَآ أَذٗىۗ وَٱللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٞ

Artinya:
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.

-Surat Al-Baqarah, Ayat 263

-Surat Al Baqarah ayat 262

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِي يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٞ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٞ فَتَرَكَهُۥ صَلۡدٗاۖ لَّا يَقۡدِرُونَ عَلَىٰ شَيۡءٖ مِّمَّا كَسَبُواْۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

-Surat Al-Baqarah, Ayat 264

Ayat yang ke-262
Nilai infaq akan berbuah sesuatu yang tidak membuatnya takut dan tidak membuatnya menyesal. Bila seorang suami sudah memberikan infaq kepada istri dan anaknya, lalu dia tidak pernah melakukan dua hal berikut: pertama Manna (menyebut-nyebut pemberian yang telah dikeluarkan) dan kedua adzaa (mencela sampai menyakiti hati yang diberi). Maka buahnya adalah  istri dan anak yang menentramkan hati, menyejukkan mata dan menenangkan pikiran inilah yang terkandung dalam makna Qurrotul' Aini/a'yun. 

Ayat yang ke-263
Perkataan baik, termasuk didalamnya berlemah-lembut, mendoakan kebaikan, mencela dengan perkataan yang baik, marah dengan umpatan yang baik. Serta menjauhkan diri dari segala perkataan dan perbuatan yang buruk. Itu termasuk bersadaqoh, dan bernilai pahala.

Pemberi maaf, memaafkan memberi ampun atas perbuatan salah pada istri atau pasangan dan anak, bagian dari bersedekah, dan buahnya pun tidak akan membuat pelakunya menyesal tapi membahagiakan di dunia dan di akhirat.

Ayat yang ke-264
Tiga amalan pengahpus pahala infaq
1. Manni
2. Adzaa
3. Pamer

Pantas bila istri dan anak tidak berbuah yang menentramkan hati, menyejukkan mata dan menenangkan pikiran, karena salah satu dari tiga amalan pengahpus infaq ini dilakukan. Cap anak nakal dan sebagainya mestinya kembali kepada si pemberi infaq. Istri yang sudah memasakkan makanan buat anak, bernilai infaq, akan sirna ketika nilainya bila mencela anaknya ketika melakukan kesalahan, akan sirna dengan menyebut-nyebut masakan yang pernah dimasaknya dan seteruanya.

Para Orangtua dan pendidik, bila anda kehilangan istri atau suami atau anak yang tidak sesuai dengan petunjuk agama, atau lebih sering melanggar aturan, tidak berdisiplin berarti anda telah kehilangan pahala infaq. Kalau anda kehilangan pahala infaq koreksi apakah anda melakukan salah satu amalan penghapus pahala infaq, bermuhasabahlah.

Komentar

  1. Subhanallah.mengingatkan kita untuk selalu berinfaq dengan ikhlas,baik kepada istri,anak-anaknya,bahkan kepada orang lain.sehingga akan menentramkan hati,menyejukan mata,menenangkan pikiran.jangan sampai berinfaq diiringi dengan manna,adzaa,dan pamer.yg akhirnya akan jadi sia-sia belaka,bahkan jadi malapetaka.

    BalasHapus
  2. Subhanallah.mengingatkan kita untuk selalu berinfaq dengan ikhlas,baik kepada istri,anak-anaknya,bahkan kepada orang lain.sehingga akan menentramkan hati,menyejukan mata,menenangkan pikiran.jangan sampai berinfaq diiringi dengan manna,adzaa,dan pamer.yg akhirnya akan jadi sia-sia belaka,bahkan jadi malapetaka.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngasab sama dengan jihad

Orangtua Sholeh cikal anak sholeh