Pendidik itu petani
Ungkapan :"Bila kau menanam padi, pasti kau panen rumput. Bila kau menanam rumput, pasti kau tidak akan panen padi".
Saya belum tahu asal usul ungkapan ini, tapi punya makna yang sangat mendalam. Al-Ghazali rohimahulloh pernah mengatakan dalam makalah beliau yang berjudul Ayyuhal Walad bahwa makna pendidikan sama seperti pekerjaan petani, yang mencabut duri-duri dan menyiangi rumput-rumput liar, agar tanamannya tumbuh sehat dan menghasilkan panen yang maksimal.
Lihat wahai para Orangtua, dalam hal ini saya ibaratkan Orangtua seorang petani dan anak sebagai tanamannya. Misal ia padi sebagaimana ungkapan yang sudah disebutkan. Seorang petani yang bercita cita hasil panen padi nya bagus dan berkualitas berharga mahal serta layak jual tinggi. Petani itu berusaha memilih bibit yang berkualitas, memilih pekerja yang membantu menyelesaikan tugas taninya yang bagus, memilih lahan yg subur, memilih alat sarana penunjang panen padinya yang baik juga. Namun tidak itu saja. Petani itu setiap harinya mendatangi sawah padinya untuk mencabuti rumput liarnya yang menjadi benalu bagi padinya begitu seterusnya sampai panen. Walhasil panen luar biasa dan berkualitas.
Imam an-Nawawi dalam Kitab Bustanul Arifin Nabi Daud Alaihi salam berdoa "Wahai Tuhanku, perlakukanlah putraku seperti Engkau memperlakukanku". Maka Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman kepadanya "Wahai Daud, katakanlah kepada putramu agar memperlakukan Aku sama seperti kamu memperlakukanKu. Niscaya Aku akan memperlakukannya sama seperti Aku memperlakukanmu".
Dari doa nabi Daud Alaihi salam diatas kita mendapatkan faidah bahwa anak akan mendapatkan hal yang sama dengan orangtuanya dapatkan dulu. Pintarnya sama bahkan lebih, tamatnya sama bahkan lebih, kebaikannya sama bahkan lebih. Hal yg digambarkan Nabi Daud adalah Tetap berdoa dan usaha untuk memperlakukan anak. Seperti orangtuanya orangtua memperlakukan pada anaknya dulu. Artinya cara mendidik orang tua dulu pada anaknya ia lakukan kepada anaknya, maka ia akan dapati anaknya semisal bahkan lebih dari harapan. Kalau cara mendidiknya orang tua sekarang pada anaknya berbeda dengan orangtua dulu pada anaknya jangan pernah berharap anaknya seperti orangtuanya. Jangan kau bandingkan anakmu dengan dirimu, karena bapak ibu mendidik mu berbeda dengan kamu mendidik anakmu.
Ibnul Qayyim rohimahulloh mengatakan Sesungguhnya Alloh subhanahu wa ta'ala akan bertanya kepada orangtua tentang anaknya di hari kiamat sebelum bertanya kepada anaknya tentang orangtuanya.
Sungguh berat perkataan Ibnul Qayyim bahwa tanggungjawab mendidik anak ada di tangan kedua orangtua. Jangan merasa selesai bila anda sudah menyerahkan pendidikan agama pada ustadz atau gurunya karena orangtualah yang akn ditanya sebelum anak ditanya. Jangan pernah merasa putus asa dalam mendidik anak karena disitu usaha dan prosesnya Orangtua mendapat pahala sebagaimana petani setiap hari menyiangi padinya dari rumput liarnya.
Alloh berfirman "Dan Kami wasiatkan / wajibkan kepada manusia berbuat kebaikan kepada dua orangtuanya (QS. Al-Ankabut [29]: 8)
Allahu Akbar.masya Allah.betapa ngirisnya seandainya seandainya orang tua tdk bertanggungjawab dalam pendidikan putra-putrinya.ternyata tanggungjawab pendidikan putra-putrinya ada pada orang tua.dan di akhirat nanti yang pertama akan mempertanggungjawabkannya.diibaratkan antara petani yang menanam padinya.maka rawatlah,peliharalah,serta pupuklah dengan baik padi-padi itu agar jadi hasil padi yg berkualitas.aamiin.
BalasHapusSemoga kita menjadi petani pekerja keras yang selalu merawat dan mencintai tanamannya. Aamiin
BalasHapusMasya Allah, semoga jadi intropeksi diri sbgai orang tua, mau jd petani yg padinya bermutu atau apa adanya
BalasHapus