Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Keutamaan Satu Dinar untuk Keluarga

Islam mengajarkan pertengahan dalam nafkah, tidak berlebih-lebihan dan juga tidak pelit yakni cukup dan proposional. Kemudian nafkah itu sendiri bagian dari infaq. Dan infaq terbaik adalah yang dikeluarkan kepada keluarga. Lihat hadits berikut: Rosululloh shollallohu alaihi wa salam bersabda: " Satu Dinar yang kau infakkan di jalan Allah, satu Dinar yang kau infakkan untuk membebaskan budak, satu Dinar yang kau sedekahkan untuk orang miskin, dan satu Dinar yang kau nafkahkan untuk keluargamu. Yang paling besar pahalanya adalah yang kau nafkahkan untuk keluargamu" Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah Dari Sa'ad bin Abi Waqqash Rodhiyallohu Anhu: " Sesungguhnya Nabi shollallohu alaihi wa salam bersabda: "Sesungguhnya apa yang kau nafkahkan untuk keluargamu, niscaya kau dapatkan pahala padanya, walaupun hanya sekedar sesuap makanan yang kau siapkan ke mulut istrimu. " Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dalam musnadnya (2/81) dengan sanad shahih. Dari Abu Hurai

Wahai Suami, jangan anggap sia-sia harta kau berikan pada istrimu dan anakmu

Kata nafkah berasal dari kata nafaqo kemudian berkembang menjadi anfaqo yinfiqu infaaq, sedang dari nafaqo menjadi nafaqotan. Yang satu sama lain satu makna pemberian.  Alloh berfirman: " Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya." (QS. At-Tolaq [65]:7) Memberi nafkah semakna dengan mengeluarkan infaq. Melihat ayat tersebut memberi nafkah kepada istri dan anak sesuai dengan kemampuannya, bukan menyesuaikan kebutuhan. Kalau menyesuaikan dengan kebutuhan, tentu hal ini akan menjadi besar pasak dati pada tiang. Antara penghasilan yang didapat menyesuaikan dengan kebutuhan, akan merusak makna infaq itu sendiri bahkan keharmonisan rumah tangga terganggu dan tujuan akhir berkeluarga jadi tidak sesuai dengan wahyu. Ketika memahami makna infaq atau nafkah, hal ini akan ada amalan yang merusak nilai infaq atau nafkah itu sendiri. Lihat QS Al-Baqarah berikut: ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُونَ مَآ أَنفَقُواْ مَنّٗا وَلَآ

Jadilah Harta dunia dan akhirat

Dunia ini dihiasi dengan gemerlap nya harta, menyilaukan pandangan mata, membutakan hati dan mematikan pikiran. Namun dari harta-harta yang menghiasi kehidupan manusia ada emas berlian yang kekal abadi tidak di dunia saja tapi bahkan sampai di akhirat.  Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Tsauban Rodhiyallohu Anhu berkata: Ketika turun ayat " Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak" (QS. At-Taubah [9]: 34).  Kami sedang bersama Rosululloh shollallohu alaihi wa salam pada salah satu perjalanan beliau. Sebagian sahabat bertanya, "Telah turun ayat tentang emas dan perak. Seandainya kami tahu harta yang lebih baik, tentu akan kami cari." Beliau bersabda:" Harta yang paling baik darinya (yakni dari emas dan perak) adalah lidah yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur dan istri Sholehah yang selalu membantu suaminya melaksanakan keimanannya." Dalam riwayat Abu Dawud dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma: Ketika turun ayat " Dan orang-orang yang

Istri Pilihan

Umar bin Khattab rodhiyallohu Anhu pernah menyatakan: "Hak Anak yang paling utama adalah dipilihkan baginya seorang ibu sebelum dia dilahirkan: yang cantik, mulia, taat beragama, terhormat, cerdas, berakhlak terpuji, terpuji kecerdasannya dan kepatuhannya kepada suami". Rosululloh shollallohu alaihi wa salam sendiri mengakui pandangan konsep pendidikan keluarga yang dimiliki oleh sahabat beliau yang bernama Jabir bin Abdillah rodhiyallohu Anhu dalam memilih seorang istri, yakni beliau memilih istri yang mampu memberikan pendidikan yang layak kepada saudari-saudarinya yang masih kecil-kecil dan juga anak Jabir kelak di masa yang akan datang. Hal ini tertulis dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan an-Nasai. Bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bertanya kepada Jabir rodhiyallohu Anhu: "Engkau menikah dengan gadis atau janda?" Jabir :"Janda" Rosululloh: "Mengapa kau tidak menikah dengan seorang gadis, s

Jangan Menyesal Apa Yang Kau Lakukan, Wahai Para Istri!

Kebanyakan para wanita ingin berkarir di luar rumah, karena menganggap apa yang dia lakukan di rumah hanya mendidik anak dan melayani suami, menjaga rumah dan menghiasi tanpa menghasilkan apa-apa. Wanita selalu menganggap dapur, sumur dan kasur adalah aktivitas yang tidak ada maknanya bagi kehidupan. Bahkan menganggap laki-laki banyak berjasa dibandingkan wanita yang berkuta dalam tiga hal saja sumur dapur dan kasur. Berikut kisah yang mungkin hampir sama kejadiannya dengan apa yang dikeluhkan oleh para wanita: Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya. Dari Asma' binti Yazid Ibnu Sakan rodhiyallohu Anha.  Bahwasanya Asma' suatu hari mengahdap Rosululloh shollallohu alaihi wa salam, yang saat itu beliau berada di tengah-tengah para sahabatnya rodhiyallohu anhum ajmaiin. Asma' berkata : "Sesungguhnya aku adalah utusan para wanita kepadamu. Tidak ada seorang wanita pun yang berkata melainkan perkataannya sama dengan perkataan ku dan berpendapat seperti pendapatku. 

Jadilah Wanita Quraisy

Mungkin sudah yang banyak mengetahui tentang Quraisy, ya Quraisy adalah salah satu suku termulia di jazirah Arab bahkan di dunia. Darinya terlahir Nabi terakhir yakni Rosululloh Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Kenapa wanita Quraisy yang perlu Anda tiru dan teladani, bukan wanita Jawa, Sunda, atau Amerika apalagi Antartika. Hal ini sangat beralasan, lihat pernyataan Rosululloh shollallohu alaihi wa salam ketika menuju wanita Quraisy, karena mereka memiliki sifat-sifat baik yang turun temurun, sayang kepada anak dan taat kepada suami. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: " Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita Quraisy yang sholehah, paling sayang kepada anak di waktu kecil dan paling taat kepada suami". Sungguh aktivitas seorang wanita dalam mendidik anaknya dan melayani suaminya dapat mengangkat derajatnya ke tingkat yang tertinggi, hingga wanita seperti ini pantas me

Orangtua Sholeh cikal anak sholeh

Islam agama keluarga, selalu melibatkan unsur keluarga dalam keimanan serta kewajiban dalam rumah tangga bagian dari pengamalan agama bahkan dengan berkeluarga sempurnalah pahala keimanan dibandingkan dengan yang belum berkeluarga. Dari keluarga beragama yang taat akan menghasilkan masyarakat yang taat agama, masyarakat yang taat beragama akan menghasilkan bernegara yang taat beragama in sya Alloh. Diantara hal-hal yang membantu seorang bapak dalam pendidikan yang baik kepada putra putrinya adalah memiliki istri yang sholehah yang mengerti tugas-tugasnya dan mengerjakan dengan semaksimal mungkin. Istri yang menjadi elemen penting dalam amalan ini. Apa yang ia lakukan selalu memiliki nilai historis dalam membangun masyarakat. Ada kalanya seorang ibu melahirkan anak yang menjadi pejuang bagi masyarakat dan memimpin mereka dalam meraih kebaikan dan kemuliaan. Rumah tangga merupakan salah satu benteng akidah Islam. Oleh karena itu, benteng tersebut harus kuat luar dan dalamnya. Setiap angg

Hidupmu cuman satu kali, jangan salah mendidik anakmu

Wahai Orangtua dan para pendidik, jangan salah memberi pendidikan. Jangan salah dalam mengajar. Jangan salah asuh anak. Jangan salah asah anak. Karena kesalahan dalam pendidikan, pengajaran, kepengasuhan anak, menjadi dosa jariyah yang pasti ditanggung hingga pertemuan dengan Tuhan di hari kiamat. Akankah kesalahanmu hari ini dan kemaren harus kau ulangi di hari esok. Cukup hari ini kau akhiri kesalahan mu. berhenti dan stop kesalahan. Perhatikan pernyataan Rosululloh shollallohu alaihi wa salam yang diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri dari Abu Hurairah dalam sunan At-Tirmidzi: Seorang hamba didatangkan di hari kiamat dan ditanya oleh Alloh, Bukankah Aku telah memberikan kepada mu pendengaran, penglihatan, harta dan anak-anak! Bukankah Aku telah menguasakan kepadamu hewan ternak dan persawahan! Bukankah Aku telah membiarkanmu kaya dan hidup mewah! Apakah kau kira bahwa kau akan menemui hari ini? dia menjawab "Tidak" Alloh berfirman kepadanya :"Pada hari ini Aku melupaka

Jangan bunuh anakmu

Sore itu disebuah tayangan berita televisi, ditemukan mayat bayi yang masih memiliki tali pusar di sebuah sungai. Berita ini hampir tiap hari menghiasi berita di media baik cetak, sosial mapun visual. Di lain berita ada pembullyan seorang penjual jajanan oleh sekelompok pemuda. Dan tak jarang berita serupa bertambah hari bertambah kasus yg terjadi bukan berkurang. Apakah tayangan ini sebuah gurauan atau istilah prank, maka sungguh sebuah kesalahan karena prank sudah dianggap prilaku benar. Padah Rosululloh ﷺ  bersabda :  Celakalah orang yang berkata,  untuk berbohong agar orang-orang lain  tertawa,  celakalah dia, kemudian celakalah dia .  Diceritakan oleh Abu Dawood, Al-Tirmidzi dan Al-Nasa'i dengan sanad yang benar. Wahai pembaca yang Budiman, hal seperti ini bagian dari pembunuhan. Pembunuhan karakter lebih berbahaya dari pada pembunuhan fisik, pembunuhan karakter akan menyiksa bahkan membentuk pribadi yang buruk berkelanjutan apalagi menular melebihi penularan sebuah virus. Sed

Pendidik itu petani

Ungkapan :" Bila kau menanam padi, pasti kau panen rumput. Bila kau menanam rumput, pasti kau tidak akan panen padi". Saya belum tahu asal usul ungkapan ini, tapi punya makna yang sangat mendalam. Al-Ghazali rohimahulloh   pernah mengatakan dalam makalah beliau yang berjudul Ayyuhal Walad bahwa makna pendidikan sama seperti pekerjaan petani, yang mencabut duri-duri dan menyiangi rumput-rumput liar, agar tanamannya tumbuh sehat dan menghasilkan panen yang maksimal. Lihat wahai para Orangtua, dalam hal ini saya ibaratkan Orangtua seorang petani dan anak sebagai tanamannya. Misal ia padi sebagaimana ungkapan yang sudah disebutkan. Seorang petani yang bercita cita hasil panen padi nya bagus dan berkualitas berharga mahal serta layak jual tinggi. Petani itu berusaha memilih bibit yang berkualitas, memilih pekerja yang membantu menyelesaikan tugas taninya yang bagus, memilih lahan yg subur, memilih alat sarana penunjang panen padinya yang baik juga. Namun tidak itu saja. Petani itu

Orang tua Sang Penjaga Anak

Alloh berfirman: " Wahai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakunya berasal dari manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang Karas, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan " (Q.S. At-Tahrim [66]: 6) Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu dalam menafsirkan firman Allah " peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ", beliau mengatakan: "Ajarilah diri kalian dan keluarga kalian kebaikan". (Al-Hakim) Al-Fakhrurozi menafsirkan: "D engan meninggalkan apa yang dilarang Allah atas kalian ". Muqatil mengatakan: " Hendaknya seorang Muslim memerintahkan dirinya dan keluarganya untuk mengerjakan kebaikan dan melarang mereka melakukan kemaksiatan" . Wahai para Orang tua, melihat ayat yg sudah tersebut dalam tulisan ini dan perkataan yang shahih dari penafsiran :" peliharalah dirimu dan

Pengaruh Orangtua terhadap karakter anak

Rosululloh shollallohu alaihi wa salam dalam salah satu ikrarnya diriwayatkan oleh imam Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu beliau bersabda: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orangtuanya lah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashroni, atau Majusi. Sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak yang sempurna. Apakah kalian melihat ada cacatnya? Lalu Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu membacakan Qur'an Surat Ar-Rum ayat 30: "Fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah itu. Itulah agama yang lurus" Kaidah hadits dan ayat ini adalah semua manusia hakekat nya sama "terlahir sesuai fitrah Alloh yang sempurna". Lalu perubahan karakter, sikap, prilaku, kepribadian, psikologis, emosi dan lain sebagainya dipengaruhi oleh karakter, sikap, prilaku, kepribadian, psikologis, emosi dari kedua orangtua nya. Kadang Orangtua tanpa terasa telah menanamkan rasa atau emosi keta

Pendidikan, siapa yg bertanggungjawab!

Wahai Orangtua dan para pendidik yg semoga selalu mendapat Rahmat Allah, ketahui lah bila Kau limpahkan tanggungjawab pendidikan anak ke tempat penggembalaan dan perkemahan, disitulah kau akan mendapatkan azab berlipat. Kau diazab karena mencemari mutiara yang dimuliakan itu dengan azab yang amat pedih. Kau juga akan mendapatkan adzab yang amat pedih karena ikut andil dalam kejahatan pendidikan anak. Oleh karena itu Rosululloh shollallohu alaihi wa salam melimpahkan tanggungjawab pendidikan anak kepada kedua orang tuanya sebagai tanggungjawab yang sempurna. Beliau bersabda "Setiap kalian adalah penggembala dan setiap kalian bertanggungjawab atas gembalaannya.  Seorang pemimpin adalah penggembala dan dia bertanggungjawab atas gembalaannya. Seorang laki-laki adalah penggembala di keluarganya dan bertanggungjawab atas gembalaannya. Seorang wanita adalah penggembala di rumah suaminya dan dia bertanggungjawab atas gembalaannya.  Seorang pelayan adalah penggembala pada harta majikannya

Nasihat Cinta untuk para Orangtua

Bismillah Yang pertama kali dilihat seorang bayi di dunia ini adalah rumahnya dan karib dekatnya. Terlukis jelas dibenaknya, hal pertama yg nampak di pelupuk matanya adalah keadaan Orangtua, cara mereka memberi nafkah, cara mereka mengasuh, mengucap dan berbagai hal yg sangat membekas, merekamnya sampai dewasa kelak. Maka disebabkan hal tersebut terbentuk kepribadiannya, karena di saat itulah ia masih menerima segala sesuatu yg mempengaruhi kejiwaannya. Itulah bentukkan pertama dalam kehidupannya. Imam Al-Ghazali mengatakan: "Anak adalah amanah ditangan kedua orang tua. Hatinya yang suci adalah mutiara yang mentah, belum dipahat ataupun dibentuk. Mutiara ini dapat dipahat dan dibentuk apa saja sangat mudah, tergantung siapa yg memahatnya dan membentuknya. Apabila dibiasakan kebaikan maka akan tumbuh dan berkembang menjadi baik bahkan lebih baik. Namun bila dibiasakan keburukan juga akan menjadi buruk bahkan akan celaka dan binasa".  Orang tua apapun profesinya ia adalah guru